Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
HeadlinePendidikanPeristiwa

Siswa SMAN 1 Cimarga Babak Belur Dihajar Kepala Sekolah, Ratusan Siswa Gelar Aksi Tolak Kekerasan

32
×

Siswa SMAN 1 Cimarga Babak Belur Dihajar Kepala Sekolah, Ratusan Siswa Gelar Aksi Tolak Kekerasan

Sebarkan artikel ini

Lebak, Baralaknusantara.com — Suasana di SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, mendadak ricuh pada Jumat (10/10/2025) siang. Seorang siswa kelas IX berinisial IN dilaporkan babak belur setelah dihajar secara membabi-buta oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, S.Pd, hanya karena ketahuan mengisap rokok saat jam istirahat berlangsung.

Menurut keterangan sejumlah saksi mata di lokasi, aksi pemukulan itu terjadi di ruang kepala sekolah. Awalnya, korban IN dipanggil untuk diberikan teguran, namun tanpa alasan jelas, kepala sekolah malah mengamuk dan memukul korban berkali-kali hingga pingsan

“Dia (IN) dipanggil ke ruangan, tapi tiba-tiba digebukin sambil dikatain kasar. Kata-katanya juga gak pantas diucapkan sama seorang guru,” ujar salah satu siswa yang saat itu bersama korban.

Para siswa yang menyaksikan kejadian tersebut sontak berhamburan ke halaman sekolah. Mereka kemudian menggelar aksi spontan menolak kekerasan di lingkungan pendidikan. Dengan lantang, ratusan siswa meneriakkan yel-yel:

“Pindahkan kepala sekolah! Kami butuh bimbingan, bukan kekerasan!”

Aksi protes itu berlangsung damai namun penuh emosi. Beberapa guru terlihat mencoba menenangkan massa, sementara korban IN dilarikan ke Puskesmas terdekat untuk mendapat perawatan medis.

Hingga berita ini dipublikasikan, Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, S.Pd, belum bisa dikonfirmasi. Pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan Provinsi Banten juga belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan tindak kekerasan ini.

Sementara itu, sejumlah aktivis pendidikan menilai tindakan kekerasan di sekolah tidak bisa dibenarkan dalam bentuk apapun. Mereka mendesak agar Dinas Pendidikan segera menonaktifkan sementara kepala sekolah dan membentuk tim investigasi independen untuk mengusut kasus tersebut.

“Kekerasan terhadap siswa adalah pelanggaran berat terhadap kode etik pendidik. Sekolah seharusnya menjadi ruang pembinaan moral, bukan tempat kekerasan,” ujar salah satu aktivis pendidikan di Lebak.

Kasus ini menambah daftar panjang praktik kekerasan di dunia pendidikan yang masih sering terjadi di Indonesia. Publik kini menanti langkah tegas dari pemerintah daerah agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Penulis: Tim Investigasi Baralak Nusantara
Editor: Yudistira
Foto: Dokumentasi siswa SMAN 1 Cimarga
Redaksi: Baralaknusantara.com